Hari ke-15: Barusan Mimpi Kemal Palevi
Alhamdulillaaah akhirnya, saya bisa tidur siang dengan aman dan tentram. Ini pasti pengaruh decolgen tadi pagi. Tapi tak mengapa, saya sangat bersyukur dalam keadaan hidung bengek dan kepala pusing tujuh keliling begini saya masih bisa update blog ini #plak. Eh, salah ding yang bener saya bersyukur karena masih bisa bangun siang dalam keadaan baik- baik saja dan masih jomblo. Lho, kok bangun tetep jomblo bersyukur?. Iyalaah, soalnya kalo saya bangun- bangun udah taken brarti takennya cuma MIMPI bukan kenyataan. Waspadalah!
Ngomong- ngomong soal mimpi, barusan tidur siang saya yang aman tentram dihiasi mimpi- mimpi yang sangat random. Benar- benar random. Dari mulai tragedi sesak napas, bolos ujian, sampai makan pangsit gratis. Saya juga kebangun gara- gara mimpiin makhluk paling absurd dalam sejarah Jaman Megalitikum Bangsa Aljazair yaitu Bang Kemal Palevi. Tau nggak? enggak ya? ya dia artis gagal taun 70 an yang pengen sok ngeksis dijaman iPhone 5 ini haha #plak. Eiiits, becanda kok, buat seluruh kemalicious setanah air jangan keburu gebukin saya ya hehe. Bagi yang belum tau ( kayaknya mustahil deh ) dia itu adalah runner-up 2 alias juara 3 lomba makan ati eh nggak ding, Stand- Up Comedy Indonesia Season 2. Gitu.
Bagi yang belum tau (kayaknya mustahil deh) ini nih potonya, kece kan? Iyalah, abang gue hehe #plak |
Back to mimpi, kali ini mimpi saya benar- benar random sekali pemirsa. Se-random Indomie cabe ijo. Jadi gini jalan cerita mimpinya, awalnya mimpi saya dibuka dengan tragedi sesak napas, di depan aula sekolah pas ada acara akbar gitu deh, sekolah saya gelar karpet di sekitaran aula. Gatau deh acaranya apaan. Namanya juga mimpi -__-. Trus, saya ditolongin sama temen satu smp saya yang namanya Johan, yang tiba- tiba menjelma jadi petugas PMR. Padahal, dia bukan anak PMR, absurd ya? namanya juga mimpi. Untung, saya nggak mati waktu ditolongin sama dia dimimpi tadi -___-.
Kesialan masih terus berlanjut, setelah saya tiba- tiba sesak napas ( padahal didunia nyata nggak pernah sama sekali ). Akhirnya, saya balik ke kelas, tapi saya begitu tercengang ketika tiba- tiba ada ujian praktek berlangsung. Lebih anehnya lagi, pesertanya adalah teman- teman kelas sebelah dan murid- murid SD sebelah sekolah saya. Nahloh, ujian macam apa ini?. Terdengar sayup- sayup mereka merapal pidato berbahasa inggris, ada pula yang hafalan Surat Al- Ikhlas. Ada beberapa orang tua yang menunggu didepan dan menisyaratkan kode pada saya agar menjaga ketenangan ujian. Seakan, itu adalah ujian hidup mati anak mereka. Saya tetap cuek, saya dobrak pintunya dan seketika sekumpulan murid SD dan SMK yang dipadukan tersebut spontan melirik saya. Namun, saya tetap cuek. Karena, yang jadi pengawas teman saya sendiri. Nahloh random banget kan?. Maklum, namanya juga mimpi.
Saya menghampiri teman saya yang saat itu jadi pengawas, saya lupa namanya siapa. Namanya juga mimpi. Dia bilang saya salah ruangan, seketika cewek- cewek di pojokkan ngikik ngetawain saya. Maklum, mereka emang sirik soalnya cowok inceran mereka saya rebut haha #plak. Dengan mengambil langkah seribu disertai jurus kameha- meha saya ngebut cari kelas ujian saya. Saya tanya- tanya ke Johan teman saya yang tadi, dimana ruang ujian saya dan dia dengan entengnya bilang " Saya aja nggak ikut ujian ". Nahloh. Tapi, malangnya nasib tak bisa ditolak, apesnya hidup siapa yang tau. Baru saya mau beranjak buat cari tau kebenaran letak ruang ujian saya. Tiba- tiba bel ujian selesai berbunyi. Kampret. Saya nggak ikut ujian gara- gara sesak napas semu didunia mimpi. Eh, tapi kan ujiannya didunia mimpi, biarin aja deh.
Akhirnya, saya ketemu para temen baik saya, Si Salsa sama Pingkan. Mereka keluar ruang ujian pake gaun pesta yang aduhai yang berpadu dengan dandanan ala tim cheers -_____-. Ini mau sekolah apa mau kondangan?. Mimpi ini memang semakin absurd. Maklum, namanya juga mimpi. Mereka ngajak saya pulang, saya masih bingung dengan dandanan mereka yang mendadak syahdu begitu.
" Kalian kok dandanannya menor gitu, niat sekolah nggak sih? " tanya saya bego.
" Udah deh, diem, ikut kita " ancam mereka.Saya diam sambil ngikutin mereka pulang. Sepanjang perjalanan, kita ngomongin warung pangsit mie yang enak.
"Yang dideket rumahku ping, enak " kata Salsa.
" Enggak ah, enak an yang abis ini kita lewatin " sanggah Pingkan.
" Paling enak ya RASAH mbayar " celetukku ngasal. Mereka spontan memelototiku.
Kemudian, Pingkan menyela, " Warung yang abis ini kita lewatin gratis kok. Kalo jam segini mereka buka promo try-free all menu ".Nahloh. mimpi ini memang semakin absurd sodarah- sodarah. Mana ada restoran yang menggratiskan makanannya pada jam makan siang begini?. Maklum, namanya juga mimpi. Setelah melewati bukit dan lembah selama 665 hari, sampailah kita di sebuah kedai pangsit mie yang dimaksud. Begitu datang, mas pelayannya langsung nyuguhin kita semua menu disitu tanpa kami pesan dengan sangat ramah. Dunia mimpi memang benar- benar surgaaa duniaaa ( mimpi ).
0 komentar:
Posting Komentar