Hari ke-9: Fenomena Alay Teriak Alay
Hai hai kali ini saya bakal bahas tentang sebuah fenomena yang lagi booming di sekolah saya yaitu alay teriak alay. Kalo ada diantara kalian yang bertanya-tanya fenomena macam apakah itu. Mari saya jelaskan.
Jadi gini, di sekolah saya baru-baru ini muncul fenomena baru yaitu stalking profile Facebook jaman jahiliyah. Jaman ketika, jari kita masih tahan banting dan nggak cepet keseleo waktu kita ngetik status Facebook dengan berbagai ornamen huruf kapital yang jauh dari kaidah berbahasa yang baik. Status-status dengan berbagai kata-kata berakhiran z, s, t, d, atau w sebagai pelengkap kata-kata yang berakhiran huruf vokal, contohnya nich, gag, iyaw, malezt, aquwh . Kalimat-kalimat khas bocah labil yang asal 'njeplak', segala apa yang dipikiran dan sekitarnya diutarakan. Mau makan, update status, lagi sakit juga masih sempet aja update status, galau update status. Sampai gabisa boker juga gak ketinggalan jadi bahan update -____- *yang ini memang keterlaluan*. Kemudian, beberapa oknum stalker akan menekan tombol like, comment dan mereka up atau sebar luaskan kepada yang lain. Finally, as you can predict, TL saya flood dan rasanya pengen ngakak. Baca status ketika teman-teman saya harus jati diri.
Berikut merupakan hasil screen capture beberapa status peninggalan nenek moyang yg perlu dilestarikan. Tenang, nama dan identitas sudah saya samarkan ._.v
Dari yang lagi ngidam,
sampe yang lagi kasmaran kayak yg dibawah ini haha :D
Dari yang susah move on,
Ada puisi juga lho, pujangga lewat dah :v
Ini buat seluruh operator Indonesia nih, dengarkan curhatan kami :v
Dari yang awalnya terpesona
Bisa mati kelaparan. Subhanallah...
Dari yang sedikit maksa,
sampe yang udah pasrah.
Dari yang kebingungan dan tak tau arah jalan pulang,
dan akhirnya kelaperan *laper ya makan, malah update status -___-, update status nggak bakal bisa bikin kenyang*...
sampe bawa-bawa Kuburan Band haha :v
Itu baru status nya aja yang saya tampilkan belum lagi berbagai foto jaman masih unyu dengan berbagai pose khas abege salah gahol. Dari yang mulai gaya pisss, sampe pose kamera diatas sok emo yang bikin kita kebelet pipis haha :D. Tapi, tenang saya nggak upload foto-fotonya kok, nanti kalian jadi naksir lagi hehe :)).
Bicara soal dunia per-alayan pasti udah nggak asing lagi ditelinga kita. Saya sendiri sebagai pemiliki blog ini juga pernah kok ngerasain jadi alay. Udah pernah juga ngerasain foto dengan pose telunjuk nempel di bibir, pernah juga ngetik sms dengan huruf kapital muncrat dimana-mana. Maka dari itu, saya bersikap biasa saja kalo ada orang yang alay. Karena, dulu saya juga pernah ngerasain berada didalam jurang kegelapan seperti mereka.
Seperti kata penulis terkeceh abad ini, Raditya Dika, said "Alay adalah proses menuju kedewasaan". Alay itu wajar bagi mereka yang sedang beranjak melewati masa transisi menuju sebuah kedewasaan. Ingat, alay itu wajar kok, nggak alay nggak dewasa #maksa. Nggak perlu lah ngeledekin apalagi stalk status dan foto Facebook jaman kelam tersebut dan kemudian membully secara masal di jejaring sosial seperti ini.
Kita sebut saja fenomena diatas sebagai fenomena alay teriak alay. Mereka yang dulu alay mencoba buat neriakin masa lalu kealayan teman mereka sendiri. Tega banget sih, ah dasar kalian nggak peka deh #plak. Terkadang, lumayan sih sebagai hiburan kepenatan. Tapi, masa kalian tega menertawakan masa lalu mereka, apa kalian tega? #plak.
Yaudahlah, yang lalu biarlah berlalu, kita harus bisa move on. Seperti halnya, jatuh cinta, alay memang juga harus bisa move on ke tahap psikologis selanjutnya yang lebih baik. Nah, kalo udah nggak alay nggak usah dibully dengan masa lalu, cukup dikenang saja biar nggak cepet galau *pengalaman*. Nanti kalo terus-terusan dibully sama masa lalu alaynya, jadi balikan lagi sama masa alaynya lagi. Akhirnya, jadi alay lagi gimana? kalian nggak mikir? Hih! :))
Ingat, kalian atau kita lebih tepatnya juga pernah alay. Saya yakin 95% remaja Indonesia yang berada di masa transisi pernah alay. Nggak perlu nge-bully lah apalagi, stalk status dan foto dialbum kenangan Facebook orang, nggak penting banget, buang-buang kuota woy hehe ._.v. Kalo bisa sih bimbing mereka ke jalan yang lurus. Bimbing mereka agar menuntaskan masa alay mereka secara penuh. Agar, mereka tidak alay sebelum waktunya atau alay kurang bahagia. Selama alay mereka masih pada batas kewajaran dan nggak sampe minum baygon kalo nggak dikasih duit sih, biarin aja.
" Let them enjoy their time now. As well as life, sometimes 'alay' also needs to be enjoyed :)) " *tsaaah. Sadis nggak tuh kata-kata gue?
Terakhir, pesan saya untuk semua remaja Indonesia yang kini sedang menjajaki masa krusial tersebut, "Alaylah sebelum kalian di-alaykan. Alay sekali, atau tidak sama sekali. Merdekah!". Wassalam \m/
0 komentar:
Posting Komentar