Hari ke-23: Sky Is Back :))
Hai gaes! :)) akhir- akhir ini saya lagi seneng banget nih. Karena apa? karena, Sky si motor kesayangannya yang selama satu bulan ini harus pergi sementara dari sisi saya. Akhirnya, balik lagi, welcome back Sky hehe. Bagi kalian yang masih belum tahu tentang Sky, coba cek di sini deh.
Jadi gini, kemaren nggak ada ujan nggak ada badai, si Sky balik lagi ke rumah. Setelah dia kabur karena, ketauan pacaran sama avansa tetangga sebelah. Sejenis cinta terlarang yang bikin dia depresi dan akhirnya kabur untuk mencari pasangan motor lain. Ya begitulah, cinta memang satu, mereka yang nggak sama.
Apalah mau dikata, Sky cuma motor matic item biasa yang jarang makan spageti. Sedangkan, dia adalah sebuah mobil yang doyan makan sushi dan berbeda spesies sama Sky. Ibarat, pungguk merindukan bulan, ibarat kucing merindukan anjing. Cinta mereka adalah cinta terlarang yang terpaksa kandas karena perbedaan spesies. Akhirnya, salah satu diantara mereka yaitu Sky harus pergi menuju suatu tempat antah berantah untuk memulihkan hati yang sedang gundah. Sampai Sky kembali pulang dan melupakan kisah diantara mereka. Hiks. Sedih ya mblo :|
Oke, cukup saya tahu ini sedikit lebay. Setelah Sky kembali pulang, dia udah nggak kayak dulu lagi. Ada yang berubah dari sorotan lampu depannya. Ketika, saya pulang sekolah dan mendapatinya sedang leyeh- leyeh di teras rumah hal pertama yang saya tanyakan adalah "Sky. kamu kok kurusan". Ini serius, sekarang dia kayak jauh lebih enteng aja gitu. Padahal, dulu Sky ini berat banget. Tapi, sekarang Sky jauh lebih enteng dari biasanya, ya karena mungkin saya barusa ketemu dan udah kebiasaan pake si Rempong. Jadinya, sekarang agak pangling gitu kalo jalan sama Sky.
Emang sih, kalo kita udah terbiasa sama barang baru, maka kita bakalan pangling atau bahkan lupa sama barang lama kita. Tapi, terkadang kita emang suka kangen sama barang- barang lama kita apalagi teman lama kita. Penyebab yang bisa bikin kita susah lupa sama sebuah benda itu bukan mahal harganya, merk, kecanggihan atau prestige dari barang tersebut. Tapi, kenangannya. Kenangan waktu kita seneng ataupun susah.
Ah, ini kok omongan saya kok malah jadi makin ngelantur gini ya. Okesip, sampai sini aja dulu oke?, lain kali kita sambung lagi. Bye *yawn*
0 komentar:
Posting Komentar