Loket

Postingan ketiga di blog baru saya ini judulnya Loket, sebenernya postingan saya kali ini konteksnya gak jauh-jauh dari urusan hati atau curhat lebih tepatnya. Tapi, secara garis besar, intinya tentang penantian yang diibaratkan sebagai sebuah 'pengantrian' dan juga sedikit tentang move on atau pindah hati ato pindah 'loket' :D. Dengan sedikit bumbu pengalaman yang saya alami dan tuangkan melalui bentuk tulisan. Tulisan ini saya dedikasikan buat para pengantri setia "loket". Semoga jalannya diberi kemudahan dan sampai diujung dengan selamat dan bahagia sampai nanti :)




Berurusan dengan hati ibarat mengantri pada suatu loket ketika, kita lelah dan bosan mengantri di loket tersebut. Terkadang, kita memutuskan untuk beranjak pergi bahkan, berpindah ke loket lainnya. Begitu pula hati. Tetapi, bodohnya ketika kita berhasil sampai di ujung terkadang, kita bingung harus melakukan apa atau lebih bodohnya lagi tak melakukan apapun hingga tempat yang telah susah payah kita dapatkan harus tergeser dan ditempati orang lain. Bahkan, lebih parahnya ada yang sampai didorong paksa oleh orang lain. Kalau yang ini benar- benar naas memang. 

Tapi,mau gimana lagi kesempatan gak datang dua kali begitu pula hati. Ketika, si pemilik loket dalam hal ini 'inceran' kita udah mau membuka kesempatan atau buka antrian (baca:membuka hati) buat para 'pengantrinya' ya,jangan disia-siain. Selain, harus ngantri dengan sabar sambil menunggu datangnya keajaiban. Gak ada salahnya juga kita ngantri lebih awal  biar kita bisa nyampe duluan di ujung dan posisi kita gak diembat orang lain :D

Bicara soal 'pengantrian' sedikit mengingatkan saya tentang loket yang pernah saya singgahi belum lama ini. Ya, saya juga pernah merasakan gimana capeknya mengantri di sebuah ‘loket’ secara diam-diam pula selama tiga tahun. Lho, diam-diam? ya, diam-diam. Awalnya, dia hanya mengira saya hanya sekedar singgah dan bermain-main saja. Bahkan, dia juga tak kalau saya salah satu 'pengantri' loketnya (baca: penggemar rahasia).

Tiga tahun bukan waktu yang singkat memang dan menyisakan beribu kenangan dan ingatan. Terkadang lelah dan bosan memang, apalagi harus 'menunggu' beberapa orang di depan saya 'pergi'. Berulang kali saya mencoba untuk melirik dan pindah ke 'loket' sebelah. Tetapi, selalu ada kekuatan magic yang membuat saya kembali ke 'loket' tersebut. Entah kenapa, saya juga tak tahu, bahkan dia saja tak tahu. Mungkin, hanya Tuhan dan saya saja yang tahu. Seiring berjalannya waktu, pengantri di depan saya yang telah berhasil sampai di ujung (baca: jadian) berangsur- angsur pergi. Entah, apa yang menyebabkan mereka pergi yang jelas menurut info yang saya dapat mereka memutuskan untuk pergi dengan keputusan mereka sendiri. Sedangkan, saya masih setia mengantri, sementara masih ada beberapa pengantri cantik di depan saya. Berulang kali saya mencoba melompat ke loket yang lain. Tetapi, seperti yang sudah bisa ditebak, saya pasti kembali lagi ke loket itu. Sabar dan nekat itu beda tipis memang.

Singkat cerita, 'mantan pengantri' loket yang saya singgahi tahu kalau saya selama ini ternyata adalah pengantri rahasia yang selalu ada di belakangnya. Awalnya saya, baik-baik saja, hingga akhirnya dia memberitahu sang pemilik loket. Kalau, saya selama ini adalah 'pengantri rahasia' loket itu. Jelas, saya malu bukan main. Setiap hari saya mencoba untuk menghindar dan mencoba melupakan. Akhirnya, saya tak tahu muncul keajaiban macam apa hingga mimpi saya terwujud. Ya, terwujud, saya sudah sampai di ujung, pada antrian pertama di 'hatinya' :D

Namun, impian itu tak berlangsung lama hingga akhirnya saya memutuskan untuk beranjak pergi dari 'loket' itu. Berjalan tak tahu arah ke tempat yang lain. Saya tak tahu akan berjalan kemana, ke arah 'loket lain' atau kembali pulang saja. Untungnya, kejadian itu gak berlangsung lama kok. Namanya juga udah 'betah' pisah sampai seberapapun bencinya, lamanya, jauhnya, pasti balik lagi.

Setelah kita memutuskan untuk 'kembali' lagi juga perjalanannya gak semulus jalan tol. Banyak bebatuan, kerikil, pasir, dan juga debu. Waktu mulai berjalan dan membawa banyak perubahan.Membuat kita harus berkompromi dengan jarak dan waktu. Berkecamuk dengan rindu dan sepi. Dulunya, saya hanya perlu jalan kaki saja untuk sampai di 'loket' itu. Kini, untuk sekedar singgah dan menyapamu saja kita harus pandai mencuri waktu.


Sulit memang, tapi ternyata kita berhasil melewatinya kan?.
Setidaknya, hingga saat ini, hinfga hari ini, hingga hari ulang tahunku...
 Ya, hingga hari ulang tahunku yang bahkan aku saja nyaris lupa dan tak peduli.
Karena, mungkin terlalu banyak kamu dipikiranku

Hey kamu,
Bukannya aku melupakanmu diantara banyak kesibukanku     
Tapi satu yang harus kamu tahu, aku akan selalu ingat kamu
Meski, terkadang kamu meragukan itu


Ya, disinilah saya saat ini, ditengah dinginnya malam, masih tertegun diantara barisan tugas script html. Tepat pada satu bulan kamu menutup 'antrianmu' kemarin. Sehari setelah hari jadi yang nyaris terlupakan kemarin. Sambil sesekali mencoba menuangkan sedikit ide lewat tulisan ini. Kini, saya masih mencoba menerka- nerka sedang apa kamu disana. Masih terlintaskah ingatanmu tentang hari-hari indah kemarin?. Ah, sudahlah hati ini tak tahu dan tak mau tahu lagi atau berhenti untuk mencari tahu lebih tepatnya.

Back to topic, curhatan barusan cuma buat selingan saja sih, gak perlu dipikir-pikir terus, yang lalu biarlah berlalu. Tetapi, kalo sedikit mengenang saja yaa gapapa sih haha *ngeles. Okesip, mending saya berbagi tips saja deh. Berdasarkan dari pengamatan dan pengalaman saya tentang 'antri-mengantri'. Cekidot!

Pertama, cari 'loket' yang benar-benar 'pas' kayak slogannya pertamina itu lho. Pastikan kalo loket itu 'Pasti Pas'. Jadi, pacaran aja sama pegawai SPBU hehe :D. 'Loket' yang di cat bagus dan dilengkapi bermacam- macam rumbai-rumbai itu belum tentu membuat kita 'nyaman' dan 'sreg'. Intinya, tampang luar dan kepribadian yang dia tunjukkan didepan itu gak sepenuhnya menjamin kalo orang itu juga baik. Begitu pula sebaliknya, don't judge just from their cover. Kan, kamu 'ngantri' di loketnya bukan cuma 'mandangin catnya'.

Intinya, adalah 'loketnya' ya 'hatinya' lebih tepatnya. Karena, suatu hubungan itu, gak cuma harus dipikir pake logika tapi juga sedikit perasaaan. Nah, tapi jangan juga berlebihan pake hatinya. Terkadang, suatu hubungan itu juga perlu banyak pemikiran nalar dan analogi. Pokoknya, cari 'loket' yang istilahnya 'ngerti' lah sama keadaan kamu, 'peka' lebih tepatnya. Tapi, juga jangan maunya dingertiin terus, sama- sama ngerti lah pokoknya

Kedua, kalo kamu udah punya kesempatan buat sampai 'di ujung', inget lakukan apa yang harus kamu lakukan. Jangan cuma diem doang apalagi bingung mau ngelakuin apa. Karena, kesempatan gak datang dua kali. Tapi, kalo kamu udah sampai di ujung dan cuma 'disia-siain' dan 'disakiti' juga sama aja. Percuma, dulu 'ngantri', berjubel sama banyak orang di depan. Kalo akhirnya juga perlakuan yang kita terima gak sesuai sama pengorbanan kita. Manusia memang diajarin buat tetap sabar. Sabar juga ada batasnya. Ingat, ada saatnya kita harus sabar dan nerima tapi, juga ada saatnya dimana kita berhak dapatkan apa yang selayaknya kita dapat.

Ada saatnya, kita harus 'keep calm and woles' tapi ada saatnya juga kita perlu sedikit menegaskan apa yang sebenarnya kita butuhkan. Kalo, sampe kamu ngerasa 'disia-siain' mending lepasin aja, pergi dan  cari 'loket' lain kalo perlu. Susah minta ampun memang, apalagi kalo kita udah ngerasa 'ya dia orang yang tepat' atau 'ya dia yang selama ini saya cari'. Tapi, ingat sekali lagi setiap orang gak mau disia- siain karena kalian mungkin akan sangat berharga di 'loket' lain. Perlu diingat juga, terkadang 'sabar' dan 'goblok' itu beda tipis.

Ketiga, wait a miracle, ya tunggu saja keajaiban datang dan terus berusaha biar cepat sampai 'di ujung'. Tapi, juga jangan terlalu 'bodoh' untuk menunggu harapan kosong. Perlu saya ingatin, jangan pernah 'ngemis-ngemis' sama seseorang kalo emang udah gak mungkin. Sama seperti yang udah saya tulis diatas. Kita memang diajarin buat gak boleh gampang nyerah, tapi yang namanya kesabaran juga ada batasnya. Kalo kamu udah ngerasa gak diperhatiin dan diacuhkan mending cari 'loket' lain aja alias MOVE ON. Susah memang, tapi ingat dunia itu luas meskipun orang-orang pada bilang sempit. Tapi, se sempit- sempitnya dunia ini masih banyak kok yang lebih baik daripada 'dia'. Nah, cukup segini aja dulu deh sedikit tulisan ini. Semoga bisa bermanfaat meskipun banyak curhatnya sih hehe :D

Terima kasih buat kalian yang udah mau meluangkan sedikit waktu buat baca sedikit tulisan atau curhatan ini lebih tepatnya.
Terakhir, juga untuk sebuah 'loket' disana yang dulu sempat saya singgahi ;)










Share this:

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar