Hari ke-20: Pesan Kritikan
Hoaam halo semuanya, gimana kabar kalian? masih tetap jomblo? hehe. Maaf, postingannya terpaksa harus ketunda lagi . _ .v, gara- gara kemaren laptop saya sempat pms mendadak. Sebenernya, saya mau ngepost tentang beberapa teman saya yang mendadak pada taken semua. Tapi, kali ini saya mau posting sesuatu yang bikin saya banyak merenung kemaren. Bukan. Bukan karena, galau. Melainkan karena, sebuah pesan singkat dari nomor tak dikenal yang membangunkan tidur siang saya yang amat berharga kemaren. Ini dia pesannya...
Tiba- tiba nggak ada angin nggak ada hujan, mimpi saya pada suatu siang terpaksa terhenti oleh getar sebuah pesan singkat. Beginilah bunyi sebuah pesan tersebut, " Serajin- rajinnya kamu, masih tetep nggak konsisten, buktinya #30haribercerita mu kebanyakan delay ". JLEB. Hening.
Saya terus bertanya- tanya mimpi apa saya barusan, tau- tau dapet sms beginian. Sebuah kritikan, pada sebuah sore yang mendung #tsaah. Jujur, ini kritikan pertama yang saya dapat dari pembaca blog (alhamdulillah, ternyata ada yang baca) yang tidak saya kenal. Menanggapi, kritikan tersebut, maka pada postingan ini saya mau mengklarifikasi sekaligus berterima kasih atas kritikan tersebut. Entah, siapa pun orangnya. Ingat saya tidak menyalahkan dan bukannya nggak mau dikritik, hanya sedikit menanggapi saja.
Pertama, FYI, #30HariBercerita itu, sebenernya seperti sebuah ajang sayembara gitu. Tapi, disini saya cuma mau sekedar share dan berbagi pengalaman saja, nggak berniat untuk kompetisi. Menurut, aturan mainnya #30HariBercerita kita diwajibkan memposting minimal satu cerita dalam satu hari setelat-telatnya pukul 24.00 dan toleransi jarak waktunya maksimal lima hari. Bisa cek di sini. Nah, setahu saya (yaiyalah yang posting juga saya), postingan saya nggak pernah nganggur lebih dari lima hari. Kecuali, re-post yang di tumblr karena emang kadang saya nggak bisa connect ke tumblr. Jadi, saya selalu posting duluan ke blogspot baru ke tumblr. Intinya, yang penting saya posting diblogspot nggak sampe lebih dari lima hari kan?
Kedua, saya mengucapkan terima kasih banyak atas segala masukan dan kritikan anda. Saya tau, tanpa pembaca blog ini nggak bakalan jadi apa- apa. Tapi, alangkah baiknya jika anda mengkritik dengan bahasa yang santun agar yang dikritik juga mafhum. Pernah, suatu saat salah satu temen smp saya mention saya kayak gini.
Kemudian, saya reply seperti ini |
Mention diatas bahasanya emang campuran bahasa jawa, terjemahannya kira- kira seperti ini "Ceritanya @kenkirana_ alay, tapi cerita jaman sekarang kalo nggak alay nggak laku.". Rupanya, dia baru tahu kalo saya emang alay #plak. Genre tulisan saya emang dari dulu kayak gini. Santai, tapi sedikit dibumbui pesan dan tips (sok) bijak hehe.
Kalo soal gaya bahasa dalam penulisan sih, setiap orang bebas berekpresi, dan menuangkan pikiran. Mau serius kek, alay sampai horor juga terserah, nggak ada yang ngelarang. Bebas. Karena, tujuan saya blogging ya cuma buat sharing aja, walaupun kadang banyak curhatnya juga sih hehe. Terserah saya dong, ini blog saya, nggak suka? ya nggak usah baca. Beres kan?. Emang sih, sekali lagi tanpa pembaca blog ini juga nggak bakalan jadi apa- apa. Tapi, saya yakin diluar sana masih ada kok (walaupun mustahil sih) yang menghargai karya saya.
Intinya sih, dalam hal menulis, saya untuk menjadi diri saya sendiri. Diri saya yang aneh, labil absurd, garing, jayus bahkan alay haha. Hidup ini indah men! :)) why so serious?. Saya tahu tulisan saya emang absurd, alay lagi. Maklum, saya emang kemalicious hehe x)). Doain saya cepat taubat ke jalan yang benar ya #plak. Sekali lagi saya nggak menyalahkan apalagi nggak mau dikritik. Tidak. Saya bersyukur malah, artinya masih ada beberapa orang yang care dan menghargai karya saya. Agar, kedepannya karya- karya saya bisa lebih baik lagi.
Kritikan memang penting, sangat penting malah. Apalagi, untuk sebuah kemajuan dan kebaikan seseorang. Tapi, alangkah baiknya juga, sebuah kritikan juga didasari oleh fakta dan pemikiran dari berbagai sisi. Tidak hanya dari satu sisi saja. Gitu.
Pesan saya sih tetap jadi diri sendiri aja, apalagi dalam hal berkarya. Saya percaya kok kalo kita bisa jadi diri- sendiri. Maka, kita akan terlahir sebagai figur yang kuat. Dengan, begitu orang akan semakin mudah mengenali kita dan lambat laun mereka pasti akan appreciate sama karya kita. Ingat sama postingan saya yang ini kan?. Ingat juga, semua juga butuh proses, keberhasilan itu nggak ada yang mendadak semua juga perlu otodidak alias kerja keras. Kecuali, Ponari yang tiba- tiba nemu batu dan mendadak tenar hehe.
Sekian. Salam olahraga! :))
0 komentar:
Posting Komentar